Sabtu, 17 Oktober 2009

segenggam belenggu yang dirasa oleh hasrat
belenggu yamg merusak suasana hati dengan begitu kejamnya
terbesit sebuah tanya dalam fikir " apa yang sebenarnya diinginkan?"
atas segala tanya 'apa' dan 'bagaimana'
belenggu yang meruak bagaikan api yang meruak tak kunjung padam
memporak porandakan isi hati dengan tanpa bersalah
belenggu yang membiarkan air mata yang jatuh dengan acuhnya
adakah salah dalam fikir?
adakah salah dalam hati?
adakah jawaban atas segala pertanyaan?
mengapa bagiakan keledai yang tak tau arah!?
mengapa selalu saja .......




sesak ...

_171009_

Selasa, 06 Oktober 2009

perasaan

perasaan ini ...

akankah hilang ..

perasaan ini ..

akankah tertiup terbawa angin ...

aku sendiri,

di tempat yang masih terasa asing bagiku

sedih ...

sesak ...

senang ...

bahagia ...

itu yang ku rasakan

aku seperti butiran pasir di pantai

aku seperti debu yang beterbangan tak tentu arah

tak tau apa yang di rasa ...

tak tau kemana ...

perasaan ini ..

tiada arti ..

_061106_

Kamis, 01 Oktober 2009

pengaruh kebudayaan

Kelenteng Sam Poo Kong yang berada di daerah semarang sampai saat ini masih dipengaruhi oleh dua jenis kebudayaan, yaitu kebudayaan Cina sebagai sumber dari nilai-nilai keagamaan dan masyarakat Tiong hoa yang tinggal dan menetap di daerah Pulau Tirang (nama kota Semarang pada waktu itu) serta kebudayaan Jawa yang masih berpengaruh pada bentuk fisik bangunan kelenteng.
Kebudayaan Jawa yang dimaksud adalah kebudayaan Jawa pedalaman. Pengertian Kebudayaan disini dibatasi hanya pada nilai-nilai arsitektural sebagai hasil dari kebudayaan itu sendiri. Meski kelenteng Sam Poo Kong terletak di daerah pesisir utara Pulau Jawa, tatapi dalam perkembangannya kebudayaan Jawa pedalaman memiliki pengaruh yang lebih dominan.
Melihat kebudayaan dengan memandang kelenteng sebagai artefak yang memiliki nilai elemen estetis yang dipengaruhi oleh material, teknik dan alat serta orang-orang yang membangunnya. dalam hal ini difokuskan pada elemen fisik pembentuk bangunan yang meliputi lantai, dinding, balok dan kolom, langit-langit, jendela, pintu, tangga, penataan furnitur, dan organisasi ruang.
Temuan hasil analisa ini adalah masih ditemukannya pengaruh kebudayaan lokal bangunan kelenteng Sam Poo Kong yang dipengaruhi oleh agama Islam dan kebudayaan Jawa yang terkandung dalam elemen-elemen fisik pembentuk kelenteng. Sementara temuan hasil analisa fungsi bangunan sebagai bangunan peribadatan adalah adanya perbedaan penataan furnitur pada bangunan Kelenteng Sam Poo Kong untuk menyesuaikan dengan kebutuhan para pengguna dari umat agama selain Tridharma.
Jadi kebudayaan cina yang masuk ke indonesia tidak sepenuhnya berasal dari kebudayaan cina tetapi masih terdapat unsur-unsur budaya lokal itu sendiri sehingga kita dapat mengetahui bahwa kebudayaan dari tiap-tiap negara dapat di satukan.